15 Agustus 2008

Jauh versi …………

Masih segar dalam ingatan kita beberapa waktu lalu, blantika music Indonesia heboh gara-gara lagu Jauh yang naik daun. Lagu yang konon kabarnya menyimpan sejuta misteri. Mulai dari penciptanya, sebab musabab diciptakannya sampai aura mistis yang menyertainya. Gak tanggung-tanggung, bukan hanya pakar dunia tarik suara yang mencoba berikomentar, pakar telematika dan pakar “dunia alam gaib” ikut angkat bicara. Semua memberikan suara sesuai porsinya masing-masing.

Belakangan diketahui pemilik lagu Jauh adalah band asal Makassar, setelah perseteruan sengit dengan band asal bandung yang juga mengklaim diri sebagai pemilik sah lagu tersebut. Lagu “sederhana” yang ramai dinyanyikan orang.

Itu saja ….? Hanya sampai di situ …. ? Ternyata Jauh masih menunggu. Dia menuggu tangan “kreatif” dari pelaku music Indonesia. Menunggu untuk dipermak.
Menengok kejadian beberapa lagu Indonesia yang pernah ngetop, tak menutup kemungkinan Jauh pun akan bernasib sama. Maksud saya adalah Jauh dalam bentuk yang lain.

Seperti beberapa lagu Peter Pan, Band Dewa atopun grup music lain yang dijungkir balik sampai akhirnya menjadi lagu berwajah dangdut. Kemudian dikemas dalam bentuk disk entah itu bajakan ato original yang penjualannya malah booming ketimbang versi asli. Ato menjadi lagu wajib dalam konser music dangdut yang dibawakan oleh Dewi Persik misalnya ato Trio macan misalnya. Yang jelas ngedangdut.


Ato pula, diaransemen ulang. Ditarik ekornya, diputar kepalanya dan sim salabim, jadilah house music. Diperdengarkan di club-club malam sambil diiringi goyangan penari telanjang dan segelas martini. Ato dalam angkot di sebuah terminal yang gersang bau keringat. Sungguh nikmat.

Ada lagi, masih dalam genre yang sama hanya saja dalam bahasa yang berbeda. Yang pastinya bukan dalam bahasa arab. Bisa Jauh versi jawa ato Jauh versi Inggris. Bisa saja kan ? Tapi seperti kebanyakan kejadian, biasanya dalam bahasa jawa (aku tak bermaksud mendiskreditkan, lho, hanya yang biasa aku dapatkan adalah demikian). Ingat lagu “aku tak biasa … bila tak memeluk dirimu…”

Aku tak tahu apakah fenomena ini merupakan suatu kemajuan dalam dunia music karena menambah khasanah ato suatu kekurangan karena adanya unsur penjiplakan. Terkadang pula ada diantara kita yang ilfill kalo tiba-tiba lagu yang dijadikan “idola” tampil dalam wajah lain. Lagu yang udah “gue banget”, ngedangdut ato jadi house music. Pastinya beberapa dari kita menikmati hasil daur ulang tersebut. Urusan royalti ato semacamnya, gak ngerti aku.

Ada manis, ada asem, ada asin, ada-ada saja (minjem bahasa iklan).

Aku mencoba membuat Jauh versiku sendiri, versi bahasa daerahku. Gak perfect amat sih, tapi lumayanlah. Sedikit salah dalam konversi, maklum “anak belakang”. Selamat menikmati.

Pura engka /// assipojingeng /// Idi na iya /// monromi jaji … /// melo wallufai /// iyyamanengnge … /// tapi bajomu /// tuli engka ri lalenna nippikku ///
Mabela laomu /// musalai aleku /// keddidi iya /// marudani lao ri idi /// pura ucoba massappa paselleta /// namu’ de’ gaga /// mappadae idi kasi’ kessinna ///

Ada yang mo buat yang lain. Silahkan saja.

1 comments:

Anonim 17 September 2008 pukul 20.19  

hebat

Posting Komentar

  © Blogger template 'Ultimatum' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP