07 November 2008

Alkoholic dan FPI

Alkoholic, bahasa asing ini kita pada tahu apa artinya. Adalah pecandu Alkohol yang saban hari waktunya dihabiskan untuk menikmati bius alcohol. Bersama dengan teman-teman, di night club, di pos kamling atau malah di rumah. Minum, maksud saya minuman keras bisa saja dikarenakan ada masalah, merayakan sesuatu keberhasilan atau sekedar menghangatkan badan.

Tapi kadang kala juga awalnya sekedar menghangatkan badan, sebotol dua botol. Karena kerasa enak, nambah lagi. Sebotol lagi, lagi, lagi dan lagi. Lama-kelamaan kepala yang jadi hangat, muka jadi terasa tebal, daun telinga terasa nangkring dilutut. Jika sudah seperti ini, biasanya tikus got yang numpang lewat saja bisa menimbulkan masalah. Dikit-dikit bisa ribut paling tidak sesama mereka.
Tapi jujur saja, ada satu keunikan orang yang lagi mabuk. Kalo lagi bahas sesuatu, biasanya mereka itu orang cerdas. Pendapatnya atau komentarnya bagus-bagus. Pandangannya idealis.

Seperti saya punya kawan. Tadi malam, Qta lagi nonton siaran berita. Tentang tawuran anak UMI. Entah siapa yang mulai, tiba-tiba satu kawan saya berdiri, ambil motor dan cabut. 10 menit kemudian, balik dengan botolan.

Acara dimulai, plastic gelas aqua diambil penggganti seloki. Mulailah mutar. Satu persatu kena giliran. Kami berempat. Tapi aku tidak ikut lho. Hanya ngopi doang.
Acara TV berganti. Salah satu stasiun TV menyiarkan debat. Debat mengenai kontroversi FPI. Pembicara dari kedua belah pihak masing-masing mengutarakan argumennya. Awalnya aku kira hanya aku yang menyimak. Pas lonceng berbunyi, seorang kawanku teriak

“awwwaah, apaji, cepa’na iklang, tidak serunya deh”. Ternyata dia juga menyimak.

Acara terus berjalan, gelas plastic terus diputar, debat memasuki sesi kedua. Pembicara kedua dari kedua belah pihak. Saat pembicara dari AKKBB bilang :

“saya salut sama FPI”

Kawan saya dengan semangatnya langsung bilang :

“aiiii, kalahmi ini orang. Tidak begitu caranya orang debat. Jatuh mentalmi, jangan pernah mengakui lawan debat. Bantah terus apa yang dia katakan, bagaimana kawan”. Sambil melihat ke arahku. Aku iya saja. Dia cerdas khan ???

Trus selanjutnya, saat bahas nabi palsu. Tentang hukuman yang pantas buat orang yang mengaku nabi palsu. Kawanku yang satu ini bicara lagi :

“memang begitu hukumannya. Dari zamannya nabi itu sudah dilakukan. Apaji ini Anik, mengaku-mengaku islam baru mendukung AKKBB”. Cerdas lagi khan ???

“seharusnya memang tauwwa pemerintah yang tegas. AKKBB itu mendapat dukungan dari Inggris dan Amerika. Bukan FPI yang terus disoroti. Ah pemerintah juga, pemerintah tidak beres”. Entah dia dapat infomasi dari mana tapi Uuuuu……, idealis menurutku. How about you, guys ?

Saat pembicara FPI diminta untuk mengucapkan kata terakhir, Kawan saya dengan semangatnya mengangkat jempolnya teriak ;

“betul, begitu seharusnya. Ajak gabung dengan FPI, kalau tidak mau, pukul saja !!!”. Lho …

Kadang aku merasa lucu juga. Seperti kebanyakan orang yang lagi minum. Solidaritasnya tinggi. Jika meyakini sesuatu, susah untuk goyah. Kawan saya ini mendukung FPI abis. Menyimak debat FPI, tentang kontroversi FPI, tentang AKBB, applaus untuk FPI, dukungan untuk FPI malam itu. Tapi tentunya dengan minum.

Apa benar suatu persoalan tampak jernih bagi sebahagian orang saat lagi dibawah pengaruh alcohol. Mungkin saja khan.

Beruntung saat itu tidak tikus got yang numpang lewat. Hampi ricuh.

1 comments:

Anonim 5 Desember 2008 pukul 05.07  

teori dari mana tuh..! pemabuk ya pemabuk meskipun omongnya idealis tapikan tetapaja lg mabok...

Posting Komentar

  © Blogger template 'Ultimatum' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP